Minggu, 25 Desember 2011

Waktu Aku ke NAGRAK :)


Halo All....! ^0^/
Tadi siang (25/12/11) Aku baru jalan -jalan dari Nagrak-Sukabumi!!! Yey!!!
Terus waktu di angkot, aku nyuri-nyuri foto. Hehe. Kayanya sebgian ada yang ketauan orang lain deh. Oops!

1. Ini adalah gang Bidan Lela atau Herbal Holostic. Di sini tempat praktek Bidan Lela dan suaminya, Pak Rahmat. Di sini prakteknya tradisional dan menerapkan thibbannabawi (kalau tidak salah itu juga) alias Pengobatan Nabi. Misalnya Akupuntur, Bekam, Ruqyah, dsb. You know, bekam terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kanker, bisa! Liver, bisa! Diabetes, bisa! Paru-paru, Bisa! Jatung, bisa! Insya Allah, bisa! Asalkan anda yakin. :D Lengkapnya, klik ini : Manfaat Bekam atau Cara Bekam


2. Bayi lucu ini aku temuin di angkot. Waktu aku foto-fotoin dia, dia cuma liatin aku dengan mata bilat besarya. Sementara ibunya siuk mencari dot yag terjatuh. xD 

 

3. Ini jalan alternatif dari arah Bogor ke Sukabumi. Kalau kamu ngga mau lewat Cibadak yang macet setiap hari, kalau mau ke Sukabumi lewat sini bisa. Meskipun lebih jauh, kan ngga macet, pemandangannya enak, juga seger, mantap deh. :))






































4. Berikut foto-foto yang aku ambil di dalam angkot. You know, ayam itu biki aku merinding waktu masuk angkot. Pruhnya benar-benar berada dengan dengan wajahku. Beruntung aku tidak mengeluarkan suara jeritan melengking di dalam angkot. Xixixii. Dan itu foto yang ---sebetulnya--- aku ingin memoto ibu hamil, eh, yang malik malah
Ini foto gerbang Naji you know!? Nagrak Hiji alias SMPN 1 Nagrak!



Puisi :: Senyuman Dibalik Keperihan


Senyuman Dibalik Keperihan
 
Kau tau
Meskipun aku
Dan keluargaku
Tak punya cukup materi
Untuk bisa memiliki
Barang mewah
Mobil untuk jalan-jalan
Rumah dengan kolam renang
Play Station yang menyala setiap saat
Sound System dengan suara menggema di seluruh ruangan
Ataupun beberapa benda antik yang dikoleksi
 
Keluargaku ya keluargaku
Tak lebih dari sekedar keluarga kecil yang manis
Dengan sepasang orangtua bahagia
Dan anak-anaknya yang ceria
Kami tak pernah mengeluh
Makan apa hari ini
Bahkan bagaimana kami bisa makan hari ini
Kami hanya berusaha
dapatkan yang terbaik
Agar kami bisa selalu bersama
Meski perut tak dapat berkompromi
 
Memanggul ember-ember besar berisi air bersih
Yang susah payah kami dapatkan dari mata air
Adalah salah satu jerih payah
Yang rutin kami kerjakan setiap hari
Agar kami bisa minum
Agar kami bisa mandi
Dan berangkat sekolah dengan wangi
 
Aku tau kami tak memiliki apa-apa
Tapi kami benar-benar beruntung
Jika tenaga yang kami korbankan sekarang
Akan kami rasakan hasilnya nanti
Bak menanam apel di pekarangan
Menyiamnya setiap hari
memberinya pupuk
Merawatnya
Menunggunya dewasa
Hingga pada akhirnya
Pohon apel itu berbuah
Karena kami merawatnya dengan baik
Buah apel yang tumbuh terasa sangat manis
 
Maka kami akan sangat bersyukur
Dan semoga semua itu tak hanya ada pada kami
Semoga kau juga tau
Perjuangan kita untuk hidup
Karena kau tau
HIDUP ADALAH PERJUANGAN

Kamis, 22 Desember 2011

Suddenly Supernatural #2 : Kat si Medium Penakut

Pagi, Guys...
Masih jam 4 nih, daropada nganggur, aku share sedikit ya...
Beberapa waktu yang lalu aku pernah sharing tentang buku ini kan?
Suddenly supernatural #1. Nah ini nih yang keduanya!
Sayang deh aku belum sempet baca sampai beres, jadi aku tulisin aja sinopsisnya ya!

"Kat bisa melihat hantu, dan dia tidak senang dengan fakta itu. kemudian, yang membuat hal itu lebih parah, arwah-arwah itu jga dapat melihatnya. Bahkan, mereka malah mengantre agar bisa dilihat oleh Kat.

Sebuah tulisan di jendela rumah kosong di sebelah rumahnya telah membuat Kat menjadi seorang penyusup. Dengan rasa penasaran, dia menjelajahi rumah itu dan bertemu arwah lelaki tua yang beringas, serta arwah seorang bocah lelaki yang terperangkap di dunia ambang dan membutuhkan pertolongannya.
Arwah lelaki tua itu membuat Kat ketakutan. Dan walaupun Jac, sahabatnya, sangat bersemangat dengan kemungkinan berhadapan dengan pengalaman supernatural, Kat tidak yakin apakah dia ingin menolong bocah itu - bahkan, walaupun dia berniat untuk melakukannya."

Gitu deh sinopsisnya :D
Moga berguna, cebet di baca ya!

Suddenly Supernatural 2 : Kat si Medium Penakut (Scarely Kat)
By : Elizabeth Cody Kimmel

Sabtu, 17 Desember 2011

Pernikahan Dengan Sepupu

Waw...
Aku baru tau hari ini kalau ternyata menikahi sepupu itu boleh. Karena sepupu (Anak dari adik/kakak orangtua kita) itu bukan mahrom alias boleh dinikahkan. Tetapi orangtuanya (Paman/Bibi) adalah mahrom kita yang berarti ngga boleh dinikahkan.
Tapi, menurut pendapat teman-teman sediskusiku tadi siang, katanya orang yang menikah tetapi darahnya ngga beda jauh itu berpotensi besar punya anak yang menurunkan penyakit orangtuanya. Mm... Aku lupa sih penjelasan tepatnya kaya gimana, tapi yang jelas ada hubungannya dengan pelajaran IPA Bab Genetika di kelas 9.
Jadi, salah satu 'teteh' di kelompok aku juga ada yang orangtuanya nikah tapi mereka sepupuan. Terus kakak dan adiknya ternyata punya penyakit kanker sekarang.
Ada adik kelas aku yang kelas 4 SD punya saudara yang menikah sepupuan. Terus mereka punya anak dengan penyakit kanker yang diperkirakan hidupnya cuma bisa sampai kelas 5 SD atau sekitar 11 tahun.
Mm... Gitu ya.

Ok. Itu Share-an aku hari ini :D
Moga bermanfaat!
Good Day All!

Suddenly Supernatural #1

Malem...
Aku mau share sedikit nih tentang satu buku lagi yang udah aku baca. Judulnya "Suddenly Supernatural" Karya Elizabeth Cody Kimmel.

Suddenly Super natural #1 : Arwah di Sekolah

Buku ini nyeritain tentang seorang anak bernama Kat yang mempunyai ibu yang seorang 'medium'. Medium itu orang yang bisa melihat, merasakan, berkomunikasi, dengan arwah dan roh-roh halus. Sejak 2 tahun yang lalu, Kat dan keluarganya baru pindah ke kota kecil yang emang bnber-bener terpencil.
Dia sedikit benci dengan tingkah ibunya yang ber-sesi di ruang khususnya, mengucapkan mantra-mantra aneh, bahkan sampai teman pertamanya di SMP yang main ke rumahnya juga kabur ketakutan karena waktu sesi ibunya.
Tapi, beberapa hari sebelumnya, saat Kat ulang tahun ke-13 dia mulai merasa bisa melihat arwah. Atau 'mewarisi BAKAT' ibunya.
Akhirnya, dia yang ingin merasakan kehidupan normal yang biasa dirasakan oleh anak-anak SMP seusianya, menemukan seorang teman yang sama-sama di cap orang aneh. Jaqueline alias Jaq. jaq itu cewek kurus yang selalu membawa selo besar (semacam alat musik seperti biola besar yang digesek) kemana-mana, menarik-nariknya dengan tangan dan ukuran tubuhnya yang kecil.
Mereka mulai berteman sejak keduanya duduk di kantin 'kurang populer' di kafetaria dan saling berbagi tentang kehidupan mereka masing-masing.
Sampai suatu waktu Kat dan Jaq menemukan buku tahunan tahun 60-an. Didalamnya ada foto cewek bernama Suzanne Bennis yang rupanya udah meninggal karena wabah penyakit meningitis yang waktu itu sedang menyebar di tempat.
 Dan Suzanne adalah seorang pemain flute berbakat!
Kalian tau? Semua ini ada hubungannya dengan Jaq yang berhenti bermain Selo --entah karena apa-- Miss Wettencort yang tidak lain adalah guru musik Jaq.
Mau tau ceritanya?
Beli aja ya bukunya!
:D

Arigatou for All

Kamis, 17 November 2011

UntukMu, Merah-Ku Sayang


Aku adalah Biru. Kamu adalah Merah. Mereka adalah Jingga, Kuning, Hijau, Nila, dan Ungu.

Akulah yang paling Biru, dan Kamulah yang ter-Merah. Awalnya memang begitu.
Tapi rupanya Aku salah.

Aku juga pernah menjadi Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Nila, dan Ungu. Dan Kamu juga bisa jadi Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, dan Ungu.

Seperti MERAH yang Membara dan semangat.
Seperti JINGGA yang baik hati dan berlapang dada.
Seperti KUNING yang membenci dan dibenci.
Seperti HIJAU yang suci dan sejuk.
Seperti Biru yang dalam dan bermakna.
Seperti Nila yang tertutup bagaikan misteri.
Seperti Ungu yang ceria dan menerima apa adanya.

Tanpa sadar Kita sudah merasakan semua warna BERSAMA.
Sebagai seorang SAHABAT.

Kadang ada saja warna MERAH keJINGGA-JINGGAan.
Atau UNGU keHIJAU-HIJAUan.
Bahkan NILA keKUNING-KUNINGan.

Semuanya ADA karena kita BERSAMA.

LIhat! Ada Pelangi!Cantik sekali pelangi itu berwarna-warni!Oh tidak, kita kehilangan warna MERAH.
Kehilangan MERAH membuat Pelangi tampak tak indah.
Merah, Dimana Kau?
Ayo Pulang.
Kami Rindu.

UntukMu, Merah-ku Sayang. 

Senin, 07 November 2011

Pamela Ibis (Mana Khemia)

By : Me

Umu Hanaga-Chan

Ulysses Moore 1-4

 
Halo!
Kali ini aku bakalan ngebahas tentang Buku Petualangan Fiksi yang judulnya “Ulysses Moore”. Buku ini adalah buku seri petualangan yang menurutku bagus dan cocok buat kamu-kamu yang suka banget petualangan dan suka memecahkan misteri. Serunya lagi sang pengarang –hebat banget- bisa menciptakan buku yang cocok di baca oleh anak usia 8 tahun ke atas yang mudah dimengerti ini. Bukan itu saja, buku ini juga mengajak kita untuk masuk ke dalam cerita dan ikut memecahkan teka-teki yang ada. Serunya lagi, buku ini membawa kita kealam imajinasi yang luar biasa spektakuler (Karena aku sudah membaca beberapa bukunya). 
Buku ini menceritakan tentang 3 orang anak usia 11 tahun (Jason Covenant, Julia Covenant, dan Rick Banner)  yang 'terlanjur' memulai sebuah petualangan besar yang menyangkut hidup-mati ketiganya. Ceritanya benar-benar tegang dan terasa real.
Menurut kabar, buku ini ada 10 seri. Tapi belum terbit semuanya.
Kebetulan, yang sudah sempat aku baca itu ada 4 buku. Yaitu “Pintu Waktu”-The Door of Time-, “Peta yang Hilang”-The Long Lost Map-, “Rumah Cermin”-The House of Mirror-, dan yang terakhir “Pulau Topeng”-(bahasa inggrsnya lupa)-
Untuk lebih sedikit banyak rinciannya, baca di bawah ini :




#1 Pintu Waktu
Di dalam seri pertama diceritakan bahwa sepasang anak kembar, Julia dan Jason Covenant  (11) yang baru pindah dari London ke pinggiran Inggris. Rumahnya besar itu bernama Argo Manor dan dipenuhi dengan barang-barang yang antik dan terbilang aneh. Semuanya bagaikan misteri yang sangat ingin Jason pecahkan, sementara Julia lebih ingin tinggal di rumah ketimbang harus ikut-ikutan 'gila' bersama saudaranya. Di dalam rumah itu juga mereka menemukan beberapa benda yang semakin membuat keduanya penasaran, dan akhirnya mereka menemukan pintu yang tidak lain adalah pintu yang membawa mereka dan Rick Banner -tentunya- memulai petualangan besar mereka. Bagaimanakah petualangan mereka untuk bisa keluar dari Pintu waktu yang gelap dan tak bisa terbuka itu?
Berikut kutipan dari #1 Pintu Waktu:
Bab 1
ARGO MANOR


Rumah itu tiba-tiba muncul dari balik tikungan. Menara batunya mencuat seperti jari yang menunjuk ke langit. Laut berwarna biru-kelabu menjadi latar belakang rumah yang besar itu.

“Wow,” Nyonya Covenant terperangah.

Di belakang kemudi mobil, suaminya hanya tersenyum. Dia mengarahkan mobilnya memasuki gerbang besi yang berdiri angker – sepertinya dibuka khusus untuk menyambut kedatangan mereka, tebak Tuan Covenant – dan memarkir mobilnya di halaman.

Nyonya Covenant keluar dari mobil diiringi gemeretak kerikil putih yang terinjak di bawah kakinya. Ia mengerjapkan mata dan terpana, sambil menyentuhkan jari-jemarinya ke bibir seolah-olah belum yakin dengan apa yang dilihatnya.

Rumah itu bertengger di atas sebuah tebing tinggi yang menghadap ke laut. Jauh di bawah tebing, ombak berdebur menghantam karang. Udara terasa tajam dan asin.

Rumah itu dikepung birunya laut dan langit, membuatnya seolah-olah akan ditelan oleh alam sekitar. Deretan pepohonan berdiri rapi di setiap sisinya, diselingi oleh bunga-bunga berbagai warna. Dari tepi tebing, pantai berpasir di bawah sana hampir tak terlihat. Lebih jauh lagi, terlihat teluk Kilmore Cove yang dikelilingi oleh sebuah kota dengan rumah-rumah yang dibangun berdekatan dengan laut. Setiap rumah, setiap orang, seluruh kota – seakan terpusat pada keindahan laut itu.

Saat berdiri di halaman dengan mata berkedap-kedip penuh rasa takjub, Nyonya Covenant didekati oleh seorang laki-laki tua. Wajahnya dihiasi keriput yang terlihat jelas dan janggut putih yang terpangkas rapi.

Dengan tatapan yang dalam dan penuh selidik, laki-laki itu berkata, “Nama saya Nestor, saya adalah pengurus di Argo Manor ini.”

Jadi itu nama rumah ini: Argo Manor. Aneh sekali, pikir Nyonya Covenant. Sementara itu, pengurus rumah mulai berjalan terpincang-pincang ke arah rumah. Ia memimpin pasangan suami istri itu ke sebuah teras berukir yang menawarkan pemandangan menakjubkan ke arah laut di bawah sana.

“Apa kau yakin kita tidak salah?” Nyonya Covenant bertanya ragu-ragu. Tangannya mengusap-usap dinding Argo Manor seakan-akan ingin meyakinkan dirinya bahwa rumah itu nyata dan semua ini bukanlah sekadar mimpi indah belaka.

Tuan Covenant memegang tangan istrinya. Reaksi sang istri saat melihat tempat ini membuatnya gembira. Istrinya sudah jatuh hati padahal mereka belum melangkah ke dalam! “Sekarang bersiap-siaplah,” Tuan Covenant berbisik di telinga istrinya.

Bagian dalam Argo Manor bahkan lebih menakjubkan daripada bagian luarnya. Nestor menyeret mereka dalam sebuah tur kilat mengelilingi Argo Manor, meluncur masuk dan keluar ruangan, membuka pintu-pintu, menyibakkan tirai-tirai, kemudian cepat-cepat memandu suami istri Covenant ke ruangan berikutnya. Rumah itu tua, namun memiliki… karakter. Ya, itulah kata yang tepat, pikir Nyonya Covenant. Karakter, seolah-olah rumah itu merupakan makhluk hidup dan bukan sekadar rumah dari batu dan kayu.

Perabotannya merupakan paduan aneh dari berbagai gaya, yang tampaknya berasal dari seluruh penjuru dunia: sebuah vas Mesir, sebuah meja Venesia, permadani-permadani Persia, sampai sebuah lukisan dari Hudson River School. Namun, entah bagaimana semuanya terlihat serasi. Setiap benda terlihat pantas berada di rumah itu.

“Katakan padaku semua ini nyata,” gumam Nyonya Covenant pada suaminya. “Semua ini milik kita? Katakan padaku aku tak bermimpi.”

Tuan Covenant meremas tangan istrinya. “Semua ini nyata, Sayang,” jawabnya. “Selamat datang di rumah barumu.”

Pengurus rumah membimbing mereka menuju sebuah ruang duduk mewah yang memiliki langit-langit kuno dengan balok-balok penyangga yang dibiarkan tak tertutup. Dinding-dindingnya terbuat dari batu. Ruang itu dihubungkan oleh sebuah lorong kecil dengan langit-langit melengkung. Di seberang ruangan terdapat sebuah pintu lain – pintu dari kayu berwarna gelap yang terpasang pada dinding di sisi yang jauh.

“Ini adalah salah satu ruangan yang paling tua,” kata Nestor sambil tersenyum puas. “Pemilik sebelumnya, Tuan Ulysses Moore, sangat perhatian terhadap hal-hal tertentu. Beliau bersikeras ruangan-ruangan di rumah ini tidak ada yang boleh diubah. Memang, waktu akhirnya mengubah segalanya. Dulu pernah ada menara abad pertengahan di rumah ini, tapi kemudian hancur oleh badai. Satu-satunya perubahan yang diizinkan Tuan Moore adalah menyegel jendela-jendela yang tidak cukup rapat untuk menahan embusan angin dan, tentu saja, memasang kabel listrik. Walaupun, harus kuakui,” Nestor menambahkan, “kami masih tetap bermasalah dengan embusan angin.”

“Jason pasti akan menyukai tempat ini,” kata Tuan Covenant.

Istrinya tidak menanggapi. Pikirannya tertuju pada putrinya, Julia.

“Ada dua anak, bukan begitu?” tanya pengurus rumah.

“Ya. Seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Keduanya sebelas tahun,” jawab Nyonya Covenant. “Anak kembar.”

Mata Nestor bersinar. “Dan saya yakin mereka anak-anak yang ceria dan penuh semangat! Betapa bahagianya nanti mereka di sini,” katanya. “Jangan mengkhawatirkan mereka, Nyonya. Rumah ini mungkin terisolasi dari rumah-rumah lain, tapi rumah ini menawarkan banyak hal menarik untuk anak-anak yang gemar bertualang.”

“Oh, benar sekali, mereka memang gemar bertualang,” jawab Nyonya Covenant sambil tersenyum. Ia tak mengkhawatirkan Jason. Putranya itu memiliki daya imajinasi yang hebat dan Nyonya Covenant tahu kalau Jason akan langsung merasakan keajaiban tempat ini. Tapi Julia berbeda. Ia seorang gadis kota yang menikmati hiruk-pikuk kehidupan kota: kebisingan, kesibukan yang luar biasa, wajah-wajah yang berseliweran, dan beragam budaya.

Tuan Covenant tampaknya bisa membaca pikiran istrinya. “Mereka akan baik-baik saja,” kata Tuan Covenant meyakinkan. “Termasuk Julia. Kehidupan di sini akan baik untuk mereka berdua.”

Nyonya Covenant mengangguk. “Ya, tentu saja,” ucapnya pada Nestor. “Si kembar akan merasa sangat senang.”

“Sempurna,” desis Nestor, mengusap-usap janggutnya. “Sempurna sekali. Jadi kita sepakat?” Ia pun mengulurkan tangannya untuk menjabat Tuan Covenant.

Tuan Covenant menjelaskan pada istrinya bahwa pemilik rumah sebelumnya, Ulysses Moore, adalah orang yang eksentrik; seorang laki-laki tua dengan ide-ide aneh. Ia telah berpesan agar rumah itu disewakan hanya kepada keluarga muda yang setidaknya memiliki dua orang anak.

Nestor mengangguk membenarkan. “Ia menginginkan rumah ini selalu ramai dan hidup,” jelas sang pengurus rumah . “Tuan Moore percaya bahwa sebuah rumah tanpa suara anak-anak sama saja seperti orang mati.”

Ia berjalan memimpin suami-istri itu kembali ke luar ruangan. Sebelum Nyonya Covenant melangkah keluar, sesuatu membuatnya berhenti di bawah lorong yang langit-langitnya melengkung. Nyonya Covenant membalikkan badannya dan mengamati pintu di dinding sebelah timur dengan lebih saksama. Kayu pintu itu terlihat gosong di beberapa tempat, seakan-akan pintu itu pernah selamat dari kebakaran. Di bagian yang lain terlihat banyak goresan, mulai dari parutan dangkal sampai bekas bacokan yang dalam. Seolah-olah – mungkinkah? – seseorang pernah mengampak pintu itu dengan penuh kemarahan.

“Apa yang terjadi pada pintu itu?” tanya Nyonya Covenant.

Nestor berhenti, tatapannya beralih dari pintu ke arah Nyonya Covenant, lalu menggelengkan kepalanya.

“Ah, maafkan saya,” jawabnya. “Itu perintah Tuan Moore. Pintu itu seharusnya sudah sejak lama diganti. Anggap saja pintu itu tidak ada.” Ia berjalan mendekati pintu itu, menyilangkan lengan-lengannya, dan menatap pintu itu seperti menatap musuh lamanya. “Pintu tua ini sudah mengalami banyak hal. Dulu sekali kunci-kunci untuk membukanya, em, hilang. Anda lihat keempat lubang ini? Tuan Moore percaya lubang-lubang ini adalah lubang kunci. Ia mencoba membukanya dengan semua cara yang bisa dilakukan, tapi tidak ada gunanya. Pintu ini,” Nestor menegaskan, “telah tertutup untuk selamanya.”

“Pintu itu menuju ke mana?” tanya Tuan Covenant penasaran.

Sang pengurus rumah mengangkat bahu. “Siapa yang tahu? Bagiku itu misteri. Rumah tua ini penuh rahasia. Mungkin dulu pintu ini adalah jalan pintas menuju tangki air tua, tapi tangki itu saja sekarang sudah tak ada lagi.” Ia menatap pintu itu sambil berpikir, “Pintu ini tidak ada fungsinya.”

Dengan lembut Nyonya Covenant mengusapkan tangannya menyusuri kayu pintu yang hangus dan tergores-gores itu. Timbul rasa cemas di hatinya. “Mungkin kita harus meletakkan sesuatu di depannya,” katanya sambil berbalik dan menatap suaminya. “Aku tak mau anak-anak nanti mencoba membukanya.”

“Ide bagus,” Nestor cepat-cepat menyetujuinya seraya berjalan terpincang-pincang ke luar ruangan itu. “Itu yang terbaik untuk dilakukan. Jangan sampai anak-anak punya gagasan untuk mencoba-coba membukanya.


 
#2 Peta yang Hilang
 ini lanjutan dari Kisah di seri pertama. Di sini Julia, Jason dan Rick harus menemukan petunjuk-petunjuk, memecahkan teka-teki yang sangat sangat sangat tersembunyi dan harus menemukan Peta Kilmore Cove sebelum Oblivia Newton - musuh lama Ulysses Moore- menemukannya terlebih dahulu.
Mereka berhasil menemukan metis dan sampai di Kota yang Terlupakan. Membungkar curuk-curuk, bertemu dengen seorang gadis dan akhirnya harus berjuangan memanjat patung raksasa demi menemukan peta itu.  
Berikut Kutipan dari #2 Peta yang Hilang :
Cahaya dari menara Argo Manor berkedip-kedip dan terlihat pudar di tengah badai. Seperti petinju yang kelelahan di ronde-ronde terakhir pertarungan, cahaya itu seperti berjuang melawan malam, tak kuat menghadapi serangan gencar angin dan hujan. Angin kencang menggoyangkan pohon-pohon tinggi seperti menggoyangkan sehelai rumput saja. Krak, bum! Sebuah dahan pohon yang besar patah dan jatuh ke tanah. Jauh di bawah, di sepanjang garis pantai, ombak bergulung-gulung memukul karang.

Di dalam rumah besar itu, Nestor memeriksa dan memeriksa kembali jendela-jendela dan pintu-pintu. Dia berjalan terpincang-pincang dari satu ruangan ke ruangan lain, bergerak dalam kegelapan di antara perabotan kuno di rumah itu. Dia hafal Argo Manor di luar kepala, seolah-olah dia membawa peta rahasia tempat itu, dan dengan mudah menemukan jalan di antara kursi-kursi berbantalan tebal, meja-meja tulis, meja-meja kopi, patung-patung Mesir, dan barang-barang peninggalan dari benua-benua yang hilang. Kepalanya otomatis menunduk sebelum lewat di bawah tempat lilin gantung dari Venesia, di ruang duduk. Setelah bertahun-tahun mengabdi dengan setia, pengetahuan Nestor tentang setiap sudut gelap di rumah tersebut telah mendekati sempurna.

Setelah melewati tangga, Nestor sampai di serambi bertiang di bagian depan rumah dan berhenti di depan jendela kaca yang besar. Sambil menatap kebun yang basah kuyup diguyur hujan, dia bersandar di dasar sebuah patung wanita yang sedang memperbaiki jaring ikan. Diterangi cahaya kilat menyeramkan yang sesekali masuk melalui jendela, wanita nelayan itu hampir-hampir tampak hidup.

Nestor menggosokkan kedua telapak tangannya dengan cepat. Dia menaiki tangga, melewati deretan panjang lukisan para pemilik rumah terdahulu, dan memasuki ruang menara. Matanya dengan cepat memastikan keberadaan buku-buku catatan dan kapal-kapal model, lalu dia kembali ke lantai bawah. Semuanya masih seperti sediakala, semua barang berada di tempatnya. Sebuah buku catatan hilang, tentu saja, tapi Nestor menganggapnya sebagai pertanda baik.

Dia akhirnya tiba di ruang batu yang besar dan menyalakan lampu. Di lantai bertebaran pensil dan lembaran kertas, tepat di tempat Jason, Julia dan Rick meninggalkannya setelah sepanjang sore mencoba memecahkan teka-teki empat kunci.

Owl. Porcupine. Elephant. Newt.
Jadi begitulah, pikirnya. Mereka telah berhasil membuka pintu...
Nestor menatap pintu yang berat itu. Kayu tuanya tampak hangus dan tergores di sana-sini. Dan kini pintu itu terkunci lagi. Tertutup sekali lagi. Tidak mungkin memasukinya dari sini. Dia tahu benar itu. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu.

“Mudah-mudahan mereka selamat,” pengurus rumah itu berbisik keras, tangannya menyusuri kayu pintu misterius itu. Dia melirik arlojinya. Jarum-jarumnya yang panjang dan ramping dengan anggun melintasi waktu dalam sebuah lingkaran sempurna. “Mereka pasti sudah berada di sana sekarang,” tebaknya. Dia menggertakkan giginya dengan gelisah.

“Sudah dimulai.”


#3 Rumah Cermin
Semua orang menyembunyikan sesuatu. Termasuk peter Dedalus - teman dekat Ulysses- yang sudah menghilang beberapa puluh tahun. Tapi sebelum Peter mengungkapkan berbagai rahasia berbahaya Pintu Waktu. Sekarang semua tergantung pada Rick, Jason dan Julia untuk beradu kecerdikan memecahkan semuanya, sebelm Oblivia mendahului.
Berikut Kutipan isinya :
Begitu sarapan selesai, Rick berjalan ke pinggir tebing. Dia memandang lautan, merasakan embusan angin semilir di rambutnya. Julia, yang tadi kembali ke kamarnya untuk berpakaian dengan layak, kembali dengan membawa keempat kunci, masing-masing berbentuk seekor hewan. Dia mendapati Jason masih duduk di kursi yang sama sejak dia meninggalkannya ke kamar. Anak itu tampak tenggelam dalam pikirannya. Pulpen dan kertas tergeletak di depannya di atas meja.

“Aku tidak tahu harus mulai dari mana,” dia mengakui.

Julia berdiri di samping saudaranya, membaca dari atas bahunya. “Apakah kita tahu di mana Oblivia Newton tinggal?” dia bertanya.

Rick bergabung dengan mereka di meja teras. “Hei, teman-teman. Ada dua kapal nelayan mendekat ke pelabuhan,” katanya. “Kita bisa naik sepeda ke dermaga di bawah sana dan memilih udang segar untuk makan malam. Ada yang berminat?”

Jason menggeleng. Pikirannya berada di tempat lain. “Rick, kau tahu di mana tempat tinggal Oblivia?”

“Sama sekali tidak tahu,” Rick menjawab.

Jason bersandar di kursinya, menyusurkan tangan di rambutnya. “Ini yang aku dapatkan sampai sejauh ini,” dia mengumumkan, lalu menyorongkan kertas itu kepada Rick.

1. Mengambil kembali peta dari Oblivia.
2. Mencari tahu isi peta ? bahkan sebelum menemukannya!
3. Pelajari SEMUA hal yang perlu diketahui tentang Pintu Waktu.
4. Menggeledah seluruh Argo Manor, dari atas ke bawah.


“Lebih mudah dikatakan daripada dikerjakan,” ujar Rick, mengembalikan daftar tersebut kepada Jason. Rick mendudukkan diri di kursi. “Jadi apa rencananya?”

“Kita harus melakukan semua ini,” kata Jason, “dalam satu hari.”

“Kenapa harus buru-buru?” Julia penasaran.

“Ibu dan Ayah akan kembali malam ini,” Jason mengingatkan teman-temannya. “Rick harus pulang ke rumah.”

Wajah bocah Kilmore Cove itu mendadak gelap. Dia tidak ingin pulang ke rumah. Jangan sekarang. Belum waktunya.
 
#4 Pulau Topeng
Rick, Julia dan jason tau Peter Dedalus menyembunyikan sesuatu yang sangat berbahaya sehingga Peter menyembunyikannya di masa lalu. Hal ini membuat ketiga anak itu ditunjuk pergi ke Venesia abad 18. Ada banyak masalah dan teka-teki yang harus dipecahkan sebelum mereka menemukan Peter. Tapi Jason, Julia dan Rick bukanlah satu-satunya yang mengincar Peter. (Tau donk siapa itu... Hhe)


 Dijamin, kalau sudah egang buku ini, tangan kamu akan serasa direkat dan sulit dilepaskan. kamu akan kecanduan dan berusaha mencari lanjutannya kemanapun. Karena petualangan ini sudah kamu mulai, maka kamu juga yang harus mengakhirinya ;)

Untuk melihat hasil Talk Show-nya, klik saja link di bawah ini:
Ulysses Moore 

Minggu, 06 November 2011

Binatang-binatang aneh :(

Yang ini namanya Cyclops Kitten. Kucing aneh yg punya kelainan di otak depan embrionya. Dan kucing ini cuma hidu satu hari.



Mata Uang Jepang :)

Ini ada sedikit info tentang MATA UANG Jepang.
So, Lets check this out! ;)



Mata Uang Jepang.
Mata uang Jepang adalah YEN alias ¥. Mata Uang Jepang ada yang kertas dan ada pula yang koin. Uang kertas Jepang antara lain ¥1000, ¥2000, ¥5000, dan ¥10.000. Sedangan uang koin Jepang antara lain ¥1, ¥5, ¥10, ¥50, ¥100, dan ¥500.
 

AnagoKU :))



Tips membuat Blog yang bagus



Blog yang Bagus itu seperti apa sih? Sebenarnya apa sih yang di Butuhkan Oleh Pengunjung Blog kita? Terus Bagaimana Caranya Pengunjung tersebut Betah di Blog kita? Pengunjung itu sendiri saya anggap di Bagi menjadi 2 Kelompok:http://www.blogger.com/img/blank.gif

Pengunjug yang hanya sekedar Blogwalking dan Berharap Blognya di Kunjungi Balik.(Biasanya Antar Sesama Blogger)
Pengunjung dari Orang yang benar-benar membutuhkan Informasi dan Content dari Blog kita.(Biasanya menemukan Blog kita dari Hasil Searching di Google ataupun di Mesin Pencari Yang Lain.

Berikut merupakan Hasil pemikiran saya yang masih sangat “Pemula” Bagaimana cara membuat Blog yang Bagus dan tampak Profesional:

Saya sering Blogwalking dan menemukan Blog yang “Keren” Banget dengan Pernak-pernik atau Accessoris di Dalam Blog tersebut. Acessoris yang saya Maksud :
Jam : Saya Rasa semua Pengunjung tidak membutuhkan Jam karena di masing-masing Taskbar Windows sebelah kanan Bawah sudah ada Jam.
Kalender : Sama Seperti Jam Pengunjung juga bisa melihat Kalender-nya yang di rumah bahkan di Taskbar windows juga sudah ada Kalender.
Menampilkan Status IP Pengunjung. Blog sobat bukan program spy khan?, jadi lebih baik tidak usah dipasang agar pengunjung tidak merasa dimata-matai selain tidak ada kegunaan lain yang bisa anda dapatkan dengan menggunakan widget tersebut.
Memasang Lagu/Music : Saya Rasa Pengunjung yang datang sudah memiliki Winamp di Komputernya masing-masing.Apalagi kalau Lagu yang di Pasang sering tersendat-sendat kasihan sama yang Bandwith Low buka Blog anda. (Maaf syukur2 Blog anda tidak langsung di “Close”)
Memasang Widget yang tidak ada Hubungannya dengan Blog anda. Misal “Widget Pakaian Adat Nusantara”. ternyata Blognya membahas tentang Komputer kan kurang sesuai kalau saya rasa
Lihat saja Blog Yang sudah Master sebut saja Blog “Kang-Rohman, Fatihsyuhud, O-om” Tampilannya Biasa saja tapi Isi Content Blognya yang “Luar Biasa” apalagi mereka master ini yang memberikan source dan script Accessoris Blog tetapi mengapa mereka ini tidak memasang Accessoris di Blog mereka.
Perhatikan Tanda Baca, Penggunaan Gambar
Perhatikan tulisan anda apakah sudah benar tanda bacanya. Kesalahan dalam titik koma saja akan berakibat mempunyai arti yang berbeda.Gambar memang mempercantik halaman anda, gambar yang besar justru jadi bumerang buat loading page anda. yang jelas blog anda pasti akan diabaikan untuk sementara waktu ketika loading page sedang berjalan.
Hindari Menggunakan Widget yang tidak di Anjurkan Oleh GOOGLE dan Kurangi pemakaian Script dan JS yang Berlebihan.(Bukan Berarti tidak Boleh Tapi di Minimalisir seefisien Mungkin).
Content Blog anda Jangan terlalu sering “COPAS.
Ini akan mendapat respon buruk dari pembaca, karna pembaca akan lebih berpikir lebih baik membaca kesumbernya secara langsung daripada mengunjungi blog andaDescription: Tautan

Link yang telah mati bakal tidak disukai pembaca, jangan kan pembaca search engine pun tidak menyukai hal ini. Lakukan pengecekan dead link/Miss Link termasuk yang sudah Link Exchange dengan Blog kita. Ada KASUS tanpa sengaja atau ketidaktahuan mengganti URL Blognya.
Jika memang Postingan tersebut Harus “COPAS” sebaiknya Cantumkan Link Sumber Originalnya.Anda tidak akan di anggap Rendah atau menurunkan Pamor anda sebagai Blogger Sejati. Justru saya akan Angkat “TOPI” jika anda berani mencantumkan Link Sumber Originalnya.

Ketika saya mempelajari IMK (Interaksi Manusia Komputer) di Kampus kata dosen saya seperti ini” Hanya Butuh Waktu kurang dari 1 Menit untuk orang tidak meng-Close Situs Anda.Buatlah Situs Web atau Blog yang “User Friendly”.Tambahkan Fasilitas : “Back To Top, Back To Down, ReadMore, Searching (Pencarian), Scroll Komentar, Blogroll, GoogleTranslate , dll yang mendukung dan memudahkan Pengunjung untuk mengakses dan membaca Blog Kita.

Note :

Tidak pernah ada niat sedikitpun untuk menyinggung Blog tertentu cuma hanya sekedar Meluangkan Pemikiran sederhana dari saya.Keputusan tetap ada di Tangan Sobat untuk mengolah Blognya. Mohon maaf sebelumnya Jika ada kesalahan Kata karena manusia tidak bisa lepas dari yang namanya kesalahan.Komentarin y Sobat tentang Blog sobat di sini sekalian Untuk Sharing bagaimana Membuat Blog yang Bagus
Sumber: Serbajasaonline.com

Semoga Artikel-artikel yang saia posting di blog zhy ini bermanfaat,terima kasih..